RAWAJITU LAMPUNG - Perhimpunan Petambak Pembudidaya Udang Wilayah (P3UW) Lampung di Kecamatan Rawajitu Timur, Kabupaten Tulang Bawang mungkin tidak asing bagi pecinta udang terutama bagi warga provinsi Lampung, masa-masa kejayaan wilayah ini pada tahun 90-an masih segar terasa oleh seluruh masyarakat lampung sampai saat ini kawasan Rawajitu masih menjadi pusat udang di kabupaten Tulang Bawang.
Lahan pertambakan luasan sekitar 16.250 Ha, Jumlah tambak sebanyak 17.139 petak. Dari luasan tambak tersebut, 6.800 Ha merupakan lahan pertambakan mandiri (sertifikat hak milik), dan 9.450 Ha merupakan lahan perusahaan (hak guna usaha). Komoditas udang yang disebar di 17.139 petak yaitu 99% udang vannamei. Dengan jumlah KK petambak 6.500 keluarga, dan produksi 30-70 ton/hari. Adapun kebutuhan harian yang diperlukan seperti benih udang 3-7 ton/hari, Pakan 45-105 ton/hari, Obat-obatan 50 ton/hari, dan Es 120-280 ton/hari. Penjualan udang selama setahun mampu mencapai Rp 1, 08 triliun. Dengan rata-rata hasil produksi bulanan sebanyak 15.895 ton/bulan atau sekitar 44, 15 ton/hari.
Dengan besarnya potensi ini para petambak mandiri berkumpul dalam bentuk kemintraan-kemitraan, baik yang berupa badan koperasi seperti Koperasi Dipa Bumi Nusantara, atau usaha bersama dan kemintraan mandiri lain seperti Mitra Borneo yang baru diperkenalkan kepada masyarakat.
Mitra Borneo merupakan sebuah kemitraan bagi petani tambak udang yang menyediakan saprotam. Mitra Borneo di gagas oleh Amral selaku pembudidaya senior di kawasan rawajitu dan Wahyu selaku pendukung manajemen kemitraan. Saat peluncuran di Posko Mitra Borneo yang di hadiri Pihak Bina Tani Indonesia selaku mintra startegis dari sisi supplier sumplement dan Feed aditif pakan udang sekaligus juga di hadiri kurang lebih 15 Petambak udang, pada malam itu (17/2) Mitra Borneo resmi diperkenalkan.
Dalam acara tersebut Amral menjelaskan skema kerjasama antara Mitra Borneo dengan Para petani tambak, kerjasama yang saling menguntungkan dengan mengusung Nilai-nilai Syariah, Mitra Borneo menyediakan segala kebutuhan petambak yang menjadi mitra mereka dengan model transaksi jual beli murni baik secara tunai maupun Utang Piutang yang lebih familiar dengan istilah Yarnen (Bayar di Saat Panen).
saat peluncuran Mitra Borneo juga meminta mitra Strategis mereka Bina Tani Indonesia untuk menjelaskan terkait produk-produk mineral dan Feed Aditif untuk pakan udang kepada binaan mereka baik manfaat dan cara penggunaannya. Diskusi berjalan secara interaktif, sambutan masyarakat sangat antusias dengan keberadaan Mitra Borneo, banyak harapan para petambak yang disampaikan supaya bisa diakomodir oleh Mitra Borneo sebagai penunjang opersional mereka.
Amral mengatakan " Semoga keberadaan Mitra Borneo bisa dimanfaatkan oleh para petambak untuk tempat mereka memperoleh segala kebutuhan dengan model transaksi yang murni berbasis syariah, semoga dengan cara ini petambak makin maju dan berkah dalam usaha dan hasilnya". (HK)